Sumber air di tengah pedesaan, yang dipakai untuk keperluan desa Pucanganom untuk memenuhi kebutuhan akan air. Dulu sebelum warga mengalirkan air dari pegunungan, sumur inilah satu-satunya sumber air yang bisa di ambil langsung, tanpa harus menggunakan alat kerek (timba air) dan airnya pun sangat jernih dan melimpah,bahkan sampai digunakan untuk mengairi sawah di sekitarnya.
Sebelum listrik masuk ke perkampungan kami, banyak yang menyebut sumur ini termasuk sumur yang angker, mungkin karna banyak terdapat pohon-pohon yang besar dan tinggi menjulang di seputaran sumur ini.
Setiap satu tahun sekali sumur ini di kuras, dengan cara di buka dengan membuat saluran air. Dengan mengerahkan seluruh warga, atau istilah di kampung Saya "Kerja Bakti" .Pernah dicoba dengan menggunakan saluran air yang terbuat dari beton, maksudnya biar memudahkan dalam menguras, tapi entah kepercayaan atau apa, sumur ini jadi berkurang airnya atau tidak lagi melimpah, akhirnya beton2 itu dibongkar dan akhirnya diputuskan untuk memakai cara seperti biasannya (manual galian). dan kalau air dah mulai habis, warga saling berlomba menangkap ikan yang ada di sumur ini. Namun ada ikkan yang dilindungi di sini, istilahnya di keramatkan dan tidak boleh di ambil, ikan ini menyerupai belut yang sangat besar, mungkin sebesar paha orang dewasa, mungkin sekarang sudah lebih besar lagi.
Anda tertarik untuk membuktikannya, Silahkan kunjungi Desa PUcanganom, kelurahan Bero, kabupaten Manyaran...Key...
Rabu, 13 Agustus 2008
Sumur di Pucanganom
19.41
Manyaran
1 comment
1 komentar:
nyuwun tulung dipun criyosaken asal usul Pesanggerahan (Sanggeran) ing dusun Puncanganom Bero Manyaran Wonogiri
Posting Komentar